Jelang Apitan Tokoh Masyarakat Do’a Kemakam Nyi Tampi Sesepuh Sampangan

12/06/2023 0 comments Ekky

 

SEMARANG – Upacara Sedekah Bumi merupakan salah satu upacara adat berupa prosesi seserahan hasil bumi dari masyarakat kepada alam yang dilakukan di bulan apit pada penanggalan Jawa.

Upacara ini biasanya ditandai dengan pesta rakyat dan kenduren yang diadakan di balai desa/kelurahan atau di lahan pertanian maupun tempat-tempat yang dianggap sakral oleh masyarakat desa/kelurahan.

Upacara ini sudah berlangsung turun termurun dari nenek moyang kita, dan berkembang di Pulau Jawa, terutama di wilayah yang kuat akan budaya agraris seperti yang ada pada masyarakat daerah Sampangan Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang.

  

Makam Nyi Tampi berada dijalan Lamongan Barat VII RT.08 RW.05 makam Wot Galeh yang saat ini juga menjadi makam umum untuk warga Sampangan, Jum.at pagi (9/6/2023) Lurah Sampangan, Ketua LPMK beserta tokoh mansyarakat Sampangan melakukan do’a bersama sekaligus simbolis ijin bahwa warga kelurahan Sampangan akan mengadakan hajatan apitan atau sedekah desa.

Lurah Sampangan Mohamad Anugrah Hamonangan saat sambutan menyampaikan “Sangat penting melesatrikan budaya dimana kita lahir, tinggal dan ditempat kita mencari nafkah, budaya itu jangan sampai hilang karna itu niai-nilai luhur dari sesepuh kita”

“Nyi Tampi terima kasih karena melalui anda sehingga ada kelurahan Sampangan, dan sampai saat ini kita bisa menikmati kesenangan, kita bisa menikmati keindahan, bisa menikmati kesejahteraan yang ada di Sampangan, dan hari ini kita berziarah ke makam sesepuh kita, yang bubak alas Sampangan yaitu Nyi Tampi dan sekaligus mengingatkan pada kita semua bahwa kita pada akhirnya nanti juga akan meninggal” tambahnya

   

Monang juga menyampaikan bahwa ziarah di makam Nyi Tampi merupakan rangkaian acara Apitan yang ada di kelurahan Sampangan, acara berikutnya Jum’at malam (9/6/2023) jam 19.00 WIB akan diadakan selamatan.

Puncak acara pada hari Sabtu (17/9/2023) dengan penampilan seni budaya Jaran Kepang Turonggo Seto pada siang hari yang berada RW.01 tepatnya dilapangan Mitra Sampangan diteruskan pagelaran wayang kulit dengan dalang Ki Hadi Purwanto dari Kab.Jepara dengan lakon Semar mbabar jatidiri.

Ditempat yang sama juga ketua LPMK Kelurahan Sampangan Hadi Santoso menerangkan “Menurut beberapa litersi bahwa Nyi Tampi adalah sesepuh Sampangan yang menurut cerita beliau yang babat alas Sampangan, dan diyakini bahwa Nyi Tampi yang senantiasa kita do’akan karena dulu Sampangan adalah hutan belantara dan Nyi Tampilah yang pertama kali membuka lahan dan menempati Sampangan sehingga bisa berkembang maju seperti saat ini.”

“Cerita yang berkembang Nyi Tampi berasal dari Pati, masih banyak ragam cerita bekembang dan berbagai macam rujukan literasi yang ada tentang Nyi Tampi, tapi bagaimanapun juga Nyi Tampi adalah sesepuh Sampangan yang harus kita jaga, kita do’akan dan berterima kasih sehingga adanya Sampangan” pungkas Hadi Santoso.

  

Monang juga menyampaikan bahwa ziarah di makam Nyi Tampi merupakan rangkaian acara Apitan yang ada di kelurahan Sampangan, acara berikutnya Jum’at malam (9/6/2023) jam 19.00 WIB akan diadakan selamatan.

Puncak acara pada hari Sabtu (17/9/2023) dengan penampilan seni budaya Jaran Kepang Turonggo Seto pada siang hari yang berada RW.01 tepatnya dilapangan Mitra Sampangan diteruskan pagelaran wayang kulit dengan dalang Ki Hadi Purwanto dari Kab.Jepara dengan lakon Semar mbabar jatidiri.

Ditempat yang sama juga ketua LPMK Kelurahan Sampangan Hadi Santoso menerangkan “Menurut beberapa litersi bahwa Nyi Tampi adalah sesepuh Sampangan yang menurut cerita beliau yang babat alas Sampangan, dan diyakini bahwa Nyi Tampi yang senantiasa kita do’akan karena dulu Sampangan adalah hutan belantara dan Nyi Tampilah yang pertama kali membuka lahan dan menempati Sampangan sehingga bisa berkembang maju seperti saat ini.”

“Cerita yang berkembang Nyi Tampi berasal dari Pati, masih banyak ragam cerita bekembang dan berbagai macam rujukan literasi yang ada tentang Nyi Tampi, tapi bagaimanapun juga Nyi Tampi adalah sesepuh Sampangan yang harus kita jaga, kita do’akan dan berterima kasih sehingga adanya Sampangan”